Radiasi Ultraviolet dan Kanker
Kulit
Para ahli medis selalu memperingatkan kita
terhadap efek merusak dari sinar matahari yang berbahaya, khususnya radiasi
ultraviolet (UV). Radiasi UV matahari lah yang telah menembus atmosfer dan
bertanggung jawab atas berbagai kondisi kesehatan seperti penuaan dini,
kerusakan mata (termasuk katarak), dan kanker kulit. Sinar tersebut juga
menekan sistem kekebalan tubuh, sehingga mengurangi kemampuan untuk melawan
penyakit lainnya.
Sebuah majalah medis terkemuka di Amerika memuat
penyakit bernama “melanoma” yang kemudian menjadi perhatian masyarakat. Yaitu
suatu bentuk kanker kulit paling mematikan yang timbul akibat paparan sinar
matahari secara langsung dalam jangka waktu yang panjang.
Menurut majalah tersebut, masalah ini kebanyakan
terjadi pada wanita, terutama karena kecenderungan gaya berpakaian yang terbuka
dan memamerkan sebagian besar tubuh. Akibatnya, kulit mereka terkena efek
bahaya dari radiasi sinar UV.
Sebagaimana sinar UV dapat menembus atmosfer dan
awan, mengenakan pakaian tipis atau transparan, meski terkesan modis dan up
to date, tidak akan memberikan perlindungan yang memadai terhadap risiko
kanker kulit dan berbagai macam penyakit lain yang ditimbulkan oleh sinar UV.
Sebab itulah, para ahli medis merekomendasikan
orang-orang untuk melindungi tubuh dengan pakaian yang longgar, terutama yang
dibuat dengan kain berserat rapat, karena pakaian jenis demikian dapat
memberikan penghalang besar antara kulit dan matahari.
Sedangkan dalam memilih warna, para ahli medis
mengungkapkan bahwa pakaian terang atau berwarna gelap cenderung menyerap lebih
banyak radiasi UV dari busana yang berwarna pastel atau katun polos berwarna
putih.
Pengaruh Cuaca Panas
Menghabiskan berjam-jam dalam cuaca panas tanpa
perlindungan yang cukup dapat merusak kesehatan, khususnya otak. Paparan jangka
panjang untuk panas dapat menguras elemen penting yang ada di dalam tubuh,
yaitu fosfor.
Fosfor memberikan kekuatan untuk tulang dan gigi,
serta merupakan zat yang sangat penting bagi organ tubuh vital yang berbeda
seperti otak, ginjal, dan jantung dalam melakukan aktivitasnya.
Seorang spesialis kesehatan terkemuka di Amerika
menemukan bahwa fosfor dapat terkuras habis pada suhu 108° F atau sekitar 42° C
dalam waktu yang cepat. Sementara tubuh manusia dapat dengan mudah mencapai
suhu tersebut apabila terkena panas matahari dalam waktu yang relatif lama
tanpa perlindungan yang memadai. Dengan demikian, seringnya terpapar sinar UV
dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko kerusakan otak secara permanen
atau kehilangan daya ingat.
Menghindari hal itu terjadi, penasihat kesehatan
merekomendasikan orang untuk memakai topi bertepi lebar dan kacamata anti UV
untuk melindungi kulit sensitif yang juga berfungsi sebagai perisai bagi
kepala, leher, dan sekitar mata, sebab bagian itulah yang biasanya berisiko
mengalami kerusakan akibat matahari.
Pengaruh Cuaca Dingin
Jangan senang dulu bagi Ukhti yang berdomisili di
daerah dengan suhu dingin. Sebab, ternyata suhu dingin juga dapat mengganggu
keseimbangan tubuh manusia lho, dan tentunya mengakibatkan gangguan kesehatan.
Seringnya terpapar suhu dingin dan berangin tanpa perlindungan yang cukup juga
meningkatkan risiko menderita pilek dan flu kan? Selain itu, nyeri di sekujur
tubuh kemungkinan besar dapat menyerang Ukhti.
Nah, mengenai hal ini tes medis yang telah
dilakukan menunjukkan bahwa 40 hingga 60 persen panas tubuh akan hilang melalui
kepala pada saat seseorang terpapar pada suhu yang dingin, terutama di musim
dingin. Ketika di musim dingin panas tubuh menghilang, tubuh tentunya akan
kehilangan keseimbangan kan? Sehingga akan lebih mudah terserang penyakit.
Karena itu, memakai topi atau pelindung kepala
selama musim dingin memberikan perlindungan 50 persen lebih banyak dari akibat
seperti kehilangan panas tubuh. Topi atau pelindung kepala dapat menjaga agar
kepala tetap hangat dan terhindar dari paparan angin.
Dalam beberapa profesi, pekerja diharuskan
memakai semacam penutup kepala untuk tujuan kesehatan. Contohnya perawat,
pekerja makanan cepat saji, penyedia layanan kesehatan (rumah sakit, klinik,
dll), dan banyak lagi.
Penutup Kepala memastikan kebersihan dan
kemurnian dan mencegah kontaminasi silang penyebaran infeksi dan penyakit yang
dapat terjadi dari bakteri yang menempel di rambut misalnya